Belakangan, rentetan demonstrasi terjadi di Jakarta, tepatnya di depan gedung DPR/MPR. Para demonstran menolak RUU KUHP dan UU KPK.
Demo itu mengakibatkan sejumlah orang mengalami luka. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sigap membantu para korban. Langkah Anies tentu saja mendapat apresiasi dari beberapa pihak. Berikut ulasannya:
Kirim Ambulans
Saat demo terjadi di depan gedung DPR/MPR, Pemprov DKI Jakarta mengirimkan bantuan ambulans ke lokasi. Namun ada yang berbeda. Kali ini petugas ambulans didampingi Satpol PP agar kejadian kekerasan terhadap ambulans DKI pada demo sebelumnya tidak terulang lagi.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memastikan petugas kesehatan akan membantu apabila ada korban jatuh sakit di lokasi demo. Mereka akan bertugas sesuai aturan. Pernyataan itu dilontarkan Anies untuk menepis tudingan beberapa waktu lalu bahwa ambulans DKI membawa batu untuk pendemo.
"Sekarang untuk penanganannya kita mendampingi mereka dengan petugas Satpol PP. Jadi petugas-petugas kita mendampingi ambulans," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (30/9).
Tanggung Biaya Pengobatan
Saat unjuk rasa terjadi di sekitar Gedung DPR RI pada Senin (30/9) lalu, sekitar 210 demonstran dibawa ke rumah sakit dan 15 orang menjalani rawat inap. Biaya para demonstran ini akan ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta.
Oleh karena itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta rumah sakit di Jakarta tak perlu khawatir menangani para pengunjuk rasa. Pihaknya ingin apapun status hukum seseorang jika membutuhkan pelayanan kesehatan harus dilayani dengan baik.
"Dan apapun status hukumnya, ketika seseorang membutuhkan pelayanan kesehatan ya dia diberi pelayanan kesehatan. Sederhana sekali sesungguhnya. Jadi itu yang kita pastikan. Tujuannya begini, begitu ada kejadian orang dengan kondisi medis yang perlu pelayanan, kita ingin rumah sakit pun menangani tanpa khawatir, nanti yang harus menanggung siapa pada saat menangani. Jangan khawatir, pemprov akan tangani," jelasnya.
Tawari Faisal Amir Magang di Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menjenguk Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia yang jadi korban penganiayaan saat ikut aksi demo mahasiswa di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9) lalu. Anies menjenguk Faisal pada Selasa (1/10) di Rumah Sakit Pelni, Jakarta. Menurutnya, keadaan Faisal saat ini sudah jauh lebih baik.
Selain memastikan kondisi kesehatan, Anies pun sempat menawarkan pekerjaan kepada Faisal setelah sembuh. Tawaran ini dianggapnya dapat memacu semangat Faisal agar segera pulih. Sebab, apa yang dialami Faisal adalah suatu hal yang tak mudah dihadapi.
"Saya tanya, kamu bidangnya apa. Bidang hukum. Kalau kamu bidang hukum, bantu-bantu dah saya nanti. Masih kuliah sekarang (anaknya)," kata Anies.
"Kalau Anda mau magang, belajar di Pemprov, kami banyak belajar, banyak," imbuhnya.
Tak Cabut KJP Pelajar yang Ikut Demo
Para pelajar DKI Jakarta ikut melakukan demonstrasi di depan gedung DPR/MPR. Akibat aksi itu muncul rencana pencabutan bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Namun, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan tak akan mencabut KJP. Anies menilai pencabutan KJP bukan solusi menghentikan pelajar melakukan demonstrasi.
"Saya tak pernah menggariskan pencabutan KJP. Yang harus adalah pembinaan lebih jauh, orang tua dipanggil, anak dipanggil, diajak diskusi. Jadi mereka didik lebih jauh," ujar Anies di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu (2/10). merdeka.com
Demo itu mengakibatkan sejumlah orang mengalami luka. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sigap membantu para korban. Langkah Anies tentu saja mendapat apresiasi dari beberapa pihak. Berikut ulasannya:
Kirim Ambulans
Saat demo terjadi di depan gedung DPR/MPR, Pemprov DKI Jakarta mengirimkan bantuan ambulans ke lokasi. Namun ada yang berbeda. Kali ini petugas ambulans didampingi Satpol PP agar kejadian kekerasan terhadap ambulans DKI pada demo sebelumnya tidak terulang lagi.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memastikan petugas kesehatan akan membantu apabila ada korban jatuh sakit di lokasi demo. Mereka akan bertugas sesuai aturan. Pernyataan itu dilontarkan Anies untuk menepis tudingan beberapa waktu lalu bahwa ambulans DKI membawa batu untuk pendemo.
"Sekarang untuk penanganannya kita mendampingi mereka dengan petugas Satpol PP. Jadi petugas-petugas kita mendampingi ambulans," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (30/9).
Tanggung Biaya Pengobatan
Saat unjuk rasa terjadi di sekitar Gedung DPR RI pada Senin (30/9) lalu, sekitar 210 demonstran dibawa ke rumah sakit dan 15 orang menjalani rawat inap. Biaya para demonstran ini akan ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta.
Oleh karena itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta rumah sakit di Jakarta tak perlu khawatir menangani para pengunjuk rasa. Pihaknya ingin apapun status hukum seseorang jika membutuhkan pelayanan kesehatan harus dilayani dengan baik.
"Dan apapun status hukumnya, ketika seseorang membutuhkan pelayanan kesehatan ya dia diberi pelayanan kesehatan. Sederhana sekali sesungguhnya. Jadi itu yang kita pastikan. Tujuannya begini, begitu ada kejadian orang dengan kondisi medis yang perlu pelayanan, kita ingin rumah sakit pun menangani tanpa khawatir, nanti yang harus menanggung siapa pada saat menangani. Jangan khawatir, pemprov akan tangani," jelasnya.
Tawari Faisal Amir Magang di Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menjenguk Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia yang jadi korban penganiayaan saat ikut aksi demo mahasiswa di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9) lalu. Anies menjenguk Faisal pada Selasa (1/10) di Rumah Sakit Pelni, Jakarta. Menurutnya, keadaan Faisal saat ini sudah jauh lebih baik.
Selain memastikan kondisi kesehatan, Anies pun sempat menawarkan pekerjaan kepada Faisal setelah sembuh. Tawaran ini dianggapnya dapat memacu semangat Faisal agar segera pulih. Sebab, apa yang dialami Faisal adalah suatu hal yang tak mudah dihadapi.
"Saya tanya, kamu bidangnya apa. Bidang hukum. Kalau kamu bidang hukum, bantu-bantu dah saya nanti. Masih kuliah sekarang (anaknya)," kata Anies.
"Kalau Anda mau magang, belajar di Pemprov, kami banyak belajar, banyak," imbuhnya.
Tak Cabut KJP Pelajar yang Ikut Demo
Para pelajar DKI Jakarta ikut melakukan demonstrasi di depan gedung DPR/MPR. Akibat aksi itu muncul rencana pencabutan bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Namun, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan tak akan mencabut KJP. Anies menilai pencabutan KJP bukan solusi menghentikan pelajar melakukan demonstrasi.
"Saya tak pernah menggariskan pencabutan KJP. Yang harus adalah pembinaan lebih jauh, orang tua dipanggil, anak dipanggil, diajak diskusi. Jadi mereka didik lebih jauh," ujar Anies di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu (2/10). merdeka.com