Kendari - Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Lukman Abunawas angkat bicara terkait kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China yang menuai penolakan di Sultra. Dia meminta perusahaan yang mempekerjakan 500 TKA China tersebut juga mengutamakan tenaga kerja lokal di Sultra.
Menurut Lukman, datangnya 500 TKA China di Sultra merupakan bagian dari proyek stragis nasional yang juga didukung pemerintah daerah, khususnya Pemprov Sultra. Namun perusahaan juga harus mengutamakan untuk menyerap tenaga kerja lokal di Sultra.
"Ini kan tentang proyek strategis nasional jadi kita harus dukung, hanya saja pabrik juga harus perhatikan orang daerah," kata Lukman di Kendari, Jumat (26/6/2020).
Lukman mengungkapkan, perusahaan di Sultra yang menerima 500 TKA asal China memang memiliki alasan sendiri mendatangkan TKA China, yakni karena TKA China memiliki keahlian tertentu. Tapi tenaga kerja lokal juga memiliki keahlian tersebut dan harus memiliki kesempatan yang sama.
"Mau sarjana apa juga sebenarnya kita punya, hanya saja yang penting itu tinggal dikomunikasikan saja," imbuhnya.
Lukman berharap kedatangan 500 TKA China di Sultra juga dapat membuka ruang yang luas bagi tenaga kerja lokal di Sultra, khususnya yang tinggal di sekitar lokasi tambang.
"Coba tolong diberdayakan, kita jangan jadi penonton," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, PT VDNI dan PT OSS, perusahaan yang menerima 500 TKA China di Sultra menyatakan TKA asal China akan bekerja selama 6 bulan. Para TKA itu akan bekerja sebagai tenaga ahli dalam penyelesaian pembangunan pengolahan dan pemurnian bijih tambang atau smelter di Kabupaten Konawe, Sultra.
"Mereka adalah tenaga ahli yang dari pihak kontraktor untuk penyelesaian pembangunan smelter kita yang ada di VDNI dan OSS. Kalau melihat perkembangan yang ada kita saat ini tengah membangun 33 tungku yang ada di OSS dan ada penyempurnaan pembangunan di virtu," kata External Affairs Manager PT VDNI dan PT OSS, Indrayanto Kamis (25/6).
Ia pun menuturkan secara keseluruhan TKA yang akan dipekerjakan yakni 500 TKA dan akan datang bertahap. Indrayanto mengatakan TKA itu akan bekerja selama 6 bulan.