Wabah virus corona diperkirakan dapat menekan pertumbuhan ekonomi China sebesar dua poin persentase ke kisaran 4 persen pada kuartal I 2020. Nilai tersebut setara dengan US$62 miliar menguap dari perekonomian.
Dilansir dari CNN, Sabtu (1/2), Ekonom Chinese Academy of Social Sciences Zhang Ming menilai merebaknya virus corona membawa risiko kenaikan angka pengangguran dan mengerek harga barang. Terlebih, industri di China juga sudah di bawah tekanan perlambatan ekonomi sebelum merebaknya wabah virus 2019-nCov itu.
Pekerja migran dari daerah pedesaan yang terdampak dikhawatirkan akan sulit mendapatkan pekerjaan di kota setelah libur Imlek berakhir pekan depan. Mereka biasanya bekerja di kota sebagai pekerja kasar seperti pekerja konstruksi, buruh maupun pelayan restoran.
Diskriminasi untuk mendapatkan pekerjaan juga akan dihadapi oleh 10 juta pekerja migran yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei yang diduga sebagai tempat asal virus tersebut.
Lihat juga:Sri Mulyani Lebih Khawatir Corona Dibandingkan Brexit
Ia memprediksi ekonomi China akan melambat satu poin persentase ke level 5 persen pada kuartal I 2020. Dengan catatan, wabah berakhir pada Maret 2020.
Sementara itu, para analis konsultan Nomura memperkirakan perlambatan bisa lebih buruk yaitu lebih dari dua poin persentase. Proyeksi itu juga sama dengan sumber dari kalangan industri tabloid lokal Global Times yang dilansir CNN.
Sebab, upaya pemerintah untuk menahan penyebaran virus corona dengan memperpanjang libur imlek mengganggu industri manufaktur China dan rantai pasok global.
Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu kian melambat seiring meningkatnya utang dan berlarutnya perang dagang. Tahun lalu, laju ekonomi China yang sebesar 6 persen merupakan yang terendah selama tiga dekade terakhir.
Merebaknya virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei ini membuat aktivitas perekonomian China terganggu. Hingga Sabtu (1/2), virus ini telah menginfeksi hampir 12 ribu orang dan menewaskan 259 orang.
Sebelum virus merebak, pemerintah China lebih khawatir terhadap demonstrasi warga yang dapat menahan laju perekonomian. Namun, saat ini pemerintah menjadikan upaya penghentian penyebaran virus sebagai prioritas.
Di saat yang sama, pemerintah juga membantu bisnis yang terkena dampak paling beasr dari epidemi tersebut.
Pemerintah pusat dan lokal telah mengalokasikan US$12,6 miliar untuk peralatan dan layanan kesehatan.
Bank juga memangkas suku bunga untuk usaha kecil dan perseorangan di daerah yang paling terdampak.
Bank of China juga mengizinkan warga Wuhan untuk menunda pembayaran cicilan jika mereka kehilangan pekerjaan. Kebijakan serupa juga berlaku untuk masyarakat yang tinggal di Provinsi Hubei secara keseluruhan.
Bank sentral China (People's Bank of China/ PBoC) akan menjamin ketersediaan likuiditas di pasar keuangan saat pasar kembali dibuka pada Senin (3/2) depan, setelah libur Imlek berakhir. Sebagai catatan, indeks Hang Seng terjun bebas hampir 6 persen beberapa hari setelah dibuka pada awal pekan ini.
Zhang memperkirakan pemerintah China semakin agresif untuk menahan perlambatan ekonomi selama beberapa bulan ke depan. Misalnya dengan memangkas pajak; mengerek belanja untuk kesehatan dan pelatihan tenaga kerja; dan membangun infrastruktur.
Bank sentral China kemungkinan juga akan memangkas suku bunga acuan untuk menstabilkan ekonomi. Jika itu semua terjadi, pertumbuhan ekonomi China dapat pulih pada kuartal berikutnya ke kisaran 5,7 persen. (CNN/sfr)
Dilansir dari CNN, Sabtu (1/2), Ekonom Chinese Academy of Social Sciences Zhang Ming menilai merebaknya virus corona membawa risiko kenaikan angka pengangguran dan mengerek harga barang. Terlebih, industri di China juga sudah di bawah tekanan perlambatan ekonomi sebelum merebaknya wabah virus 2019-nCov itu.
Pekerja migran dari daerah pedesaan yang terdampak dikhawatirkan akan sulit mendapatkan pekerjaan di kota setelah libur Imlek berakhir pekan depan. Mereka biasanya bekerja di kota sebagai pekerja kasar seperti pekerja konstruksi, buruh maupun pelayan restoran.
Diskriminasi untuk mendapatkan pekerjaan juga akan dihadapi oleh 10 juta pekerja migran yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei yang diduga sebagai tempat asal virus tersebut.
Lihat juga:Sri Mulyani Lebih Khawatir Corona Dibandingkan Brexit
Ia memprediksi ekonomi China akan melambat satu poin persentase ke level 5 persen pada kuartal I 2020. Dengan catatan, wabah berakhir pada Maret 2020.
Sementara itu, para analis konsultan Nomura memperkirakan perlambatan bisa lebih buruk yaitu lebih dari dua poin persentase. Proyeksi itu juga sama dengan sumber dari kalangan industri tabloid lokal Global Times yang dilansir CNN.
Sebab, upaya pemerintah untuk menahan penyebaran virus corona dengan memperpanjang libur imlek mengganggu industri manufaktur China dan rantai pasok global.
Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu kian melambat seiring meningkatnya utang dan berlarutnya perang dagang. Tahun lalu, laju ekonomi China yang sebesar 6 persen merupakan yang terendah selama tiga dekade terakhir.
Merebaknya virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei ini membuat aktivitas perekonomian China terganggu. Hingga Sabtu (1/2), virus ini telah menginfeksi hampir 12 ribu orang dan menewaskan 259 orang.
Sebelum virus merebak, pemerintah China lebih khawatir terhadap demonstrasi warga yang dapat menahan laju perekonomian. Namun, saat ini pemerintah menjadikan upaya penghentian penyebaran virus sebagai prioritas.
Di saat yang sama, pemerintah juga membantu bisnis yang terkena dampak paling beasr dari epidemi tersebut.
Pemerintah pusat dan lokal telah mengalokasikan US$12,6 miliar untuk peralatan dan layanan kesehatan.
Bank juga memangkas suku bunga untuk usaha kecil dan perseorangan di daerah yang paling terdampak.
Bank of China juga mengizinkan warga Wuhan untuk menunda pembayaran cicilan jika mereka kehilangan pekerjaan. Kebijakan serupa juga berlaku untuk masyarakat yang tinggal di Provinsi Hubei secara keseluruhan.
Bank sentral China (People's Bank of China/ PBoC) akan menjamin ketersediaan likuiditas di pasar keuangan saat pasar kembali dibuka pada Senin (3/2) depan, setelah libur Imlek berakhir. Sebagai catatan, indeks Hang Seng terjun bebas hampir 6 persen beberapa hari setelah dibuka pada awal pekan ini.
Zhang memperkirakan pemerintah China semakin agresif untuk menahan perlambatan ekonomi selama beberapa bulan ke depan. Misalnya dengan memangkas pajak; mengerek belanja untuk kesehatan dan pelatihan tenaga kerja; dan membangun infrastruktur.
Bank sentral China kemungkinan juga akan memangkas suku bunga acuan untuk menstabilkan ekonomi. Jika itu semua terjadi, pertumbuhan ekonomi China dapat pulih pada kuartal berikutnya ke kisaran 5,7 persen. (CNN/sfr)