Jakarta - YouTube merupakan salah satu platform berbagi video terbesar di dunia yang didirikan oleh Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Nama yang disebutkan terakhir, selain berstatus sebagai co-founder, juga merupakan pengunggah video pertama di YouTube.
Melalui channel miliknya, jawed, Karim mengunggah video berjudul "Me at the zoo" yang menampilkan dirinya sedang berada di kebun binatang. Video berdurasi 18 detik yang diunggah pada 23 April 2005 tersebut sudah ditonton lebih dari 50 juta kali.
Peran Karim dalam masa-masa awal YouTube bukan hanya sekadar memampang mukanya di platform tersebut. Ia merupakan sosok penting dalam memberikan ide-ide krusial untuk menciptakan sebuah web site yang memungkinkan penggunannya dapat berbagi video di dalamnya.
Sayangnya, peran Karim seakan terkubur dibandingkan dengan dua pendiri lainnya, yaitu Hurley dan Chen. Ia pun kerap disebut sebagai 'pendiri ketiga' dari YouTube, seakan menempatkannya di posisi paling akhir di belakang dua kolega lainnya. Apa yang membuat hal tersebut bisa terjadi? Berikut kisah singkat dari Jawed Karim, sebagaimana detikINET kutip dari New York Times, Rabu (6/6/2018).
Melintasi Jerman, lalu Amerika Serikat
Karim lahir di Merseburg, Jerman Timur pada 1979. Ayahnya bernama Naimul Karim, peneliti di 3M, perusahaan asal Amerika Serikat penyedia perkakas. Sedangkan ibunya yang bernama Christine Karim merupakan associate professor di University of Minnesota. Lahir dari ayah berkebangsaan Bangladesh yang memeluk agama Islam membuat Karim memilih untuk menjadi seorang muslim.
Pada awal 1980an, ia bersama keluarganya hijrah ke Jerman Barat, dengan Neuss menjadi kota tempat Karim menghabiskan masa kanak-kanaknya. Kemudian, pada 1992, Karim dan keluarganya pindah ke Saint Paul, Minnesota, Amerika Serikat.
Setelah lulus dari Saint Paul Central High School, ia memilih untuk melanjutkan studi di University of Illinois. Salah satu alasannya memutuskan untuk belajar di sana dikarenakan Marc Andreessen, co-founder Netscape, merupakan lulusan kampus tersebut. Netscape sendiri adalah sebuah peramban yang sempat populer di era 1990an.
"Bukanya saya ingin menjadi Marc Andreessen yang selanjutnya, tapi akan sangat keren jika saya bisa berada di tempat yang sama seperti dia," kata Karim.
Ketertarikan Karim terhadap dunia teknologi pun sudah tercium oleh ibunya, Christine. Menurutnya, kehidupan keluarganya yang lekat dalam mengembangkan hal baru dan peka terhadap hal-hal baru mendorong anaknya untuk menyukai teknologi dan menekuni bidang tersebut.
Menariknya, Karim seakan menjilat ludahnya sendiri. Hal tersebut dikarenakan ia memutuskan untuk keluar dari University of Illinois di tahun perdananya pada 2000. Meski begitu, alasannya keluar adalah untuk mengadu nasib ke Silicon Valley, yang nantinya berperan besar dalam jalan hidupnya.
Dari PayPal ke YouTube
Setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya di University of Illinois dan memilih untuk mengadu nasib di Silicon Valley, Karim bergabung dengan PayPal. Perusahaan tersebut merupakan sistem pembayaran online yang didirikan oleh Elon Musk bersama lima kerabatnya. Di sana, ia bertemu sekaligus bekerja bersama Hurley dan Chen.
Ketika PayPal dibeli oleh eBay seharga USD 1,5 miliar pada 2002, sekaligus mengisi kantong Karim dengan beberapa juta dollar AS, ketiganya mulai sering berbicara untuk mendirikan perusahaan sendiri. Akhirnya, pada awal 2005, ketiganya kompak meninggalkan PayPal.
Tak lama kemudian, pada awal Februari 2005, situs buatan mereka diperkenalkan. Karim mengatakan bahwa ia merupakan sosok yang melontarkan ide untuk membuat sebuah situs berbagi video. Meski begitu, ia menjelaskan bahwa Chen dan Hurley berperan besar dalam mengubah ide mentah tersebut menjadi kenyataan, sehingga lahirlah YouTube.
Setelah platform buatan ketiganya berdiri, Karim mengatakan ia bersama dua rekannya telah sepakat bahwa dirinya tidak akan menjadi karyawan, tapi lebih menjadi penasihat informal untuk YouTube. Ia juga tidak akan menerima gaji, insentif, maupun jabatan secara resmi.
"Saya fokus pada sekolah saya. Kami telah melakukan negosiasi yang kami pikir sangat adil," ujarnya pada saat itu.
Dalam mengembangkan YouTube, Karim memang sedang menekuni studi di Santa Clara University, walau itu merupakan kelas online. Keputusannya untuk tidak menjadi bagian YouTube secara formal pun membuat dirinya juga tidak mendapat porsi saham yang besar.
Pada masa-masa awal itu, Karim kerap mendokumentasikan pertemuan ketiganya yang sering berkumpul di garasi milik Hurley. Di tempat itu pula YouTube lahir. Pernah pada April 2005, Karim merekam Chen yang tengah depresi lantaran YouTube hanya memiliki 60 video di dalamnya.
Meski begitu, tak butuh waktu lama sampai YouTube menarik minat perusahaan-perusahaan besar. Pada Oktober 2006, Google mengumumkan bahwa pihaknya telah membeli YouTube senilai USD 1,65 miliar. Hal tersebut membuat Karim menerima 137.443 lembar saham yang pada saat itu bernilai lebih dari USD 64 juta.
Angka tersebut bisa dibilang terpaut cukup jauh dengan dua koleganya. Pasalnya, Hurley mendapat 694.087 lembar saham yang memiliki nilai lebih dari USD 345 juta. Sedangkan Chen menerima 625.366 lembar saham dengan nilai lebih dari USD 326 juta.
Comeback ke YouTube
Setelah YouTube lepas ke Google, Karim mendirikan sebuah perusahaan ventura bernama Youniversity Ventures pada 2008. Ia pun menjadi salah satu penanam modal awal untuk Airbnb pada 2009.
Kini, 13 tahun lebih setelah dirinya mengunggah video ke YouTube, ia pun menunjukkan hasratnya untuk kembali ke platform tersebut. Kembali di sini berarti dirinya akan mempertimbangkan untuk mengunggah video lagi di YouTube.
Menarik untuk ditunggu apa yang akan dilakukan oleh Karim di video terbarunya nanti, tapi itu jika ia benar-benar mengunggah video lagi nantinya. Terlebih, ia belum mengungkapkan apa pun lagi melalui channel YouTube miliknya setelah mengeluarkan polling yang menanyakan apakah dirinya perlu membuat video lain dan konten apa yang perlu dibawakan pada video terbarunya. https://inet.detik.com
Melalui channel miliknya, jawed, Karim mengunggah video berjudul "Me at the zoo" yang menampilkan dirinya sedang berada di kebun binatang. Video berdurasi 18 detik yang diunggah pada 23 April 2005 tersebut sudah ditonton lebih dari 50 juta kali.
Peran Karim dalam masa-masa awal YouTube bukan hanya sekadar memampang mukanya di platform tersebut. Ia merupakan sosok penting dalam memberikan ide-ide krusial untuk menciptakan sebuah web site yang memungkinkan penggunannya dapat berbagi video di dalamnya.
Sayangnya, peran Karim seakan terkubur dibandingkan dengan dua pendiri lainnya, yaitu Hurley dan Chen. Ia pun kerap disebut sebagai 'pendiri ketiga' dari YouTube, seakan menempatkannya di posisi paling akhir di belakang dua kolega lainnya. Apa yang membuat hal tersebut bisa terjadi? Berikut kisah singkat dari Jawed Karim, sebagaimana detikINET kutip dari New York Times, Rabu (6/6/2018).
Melintasi Jerman, lalu Amerika Serikat
Karim lahir di Merseburg, Jerman Timur pada 1979. Ayahnya bernama Naimul Karim, peneliti di 3M, perusahaan asal Amerika Serikat penyedia perkakas. Sedangkan ibunya yang bernama Christine Karim merupakan associate professor di University of Minnesota. Lahir dari ayah berkebangsaan Bangladesh yang memeluk agama Islam membuat Karim memilih untuk menjadi seorang muslim.
Pada awal 1980an, ia bersama keluarganya hijrah ke Jerman Barat, dengan Neuss menjadi kota tempat Karim menghabiskan masa kanak-kanaknya. Kemudian, pada 1992, Karim dan keluarganya pindah ke Saint Paul, Minnesota, Amerika Serikat.
Setelah lulus dari Saint Paul Central High School, ia memilih untuk melanjutkan studi di University of Illinois. Salah satu alasannya memutuskan untuk belajar di sana dikarenakan Marc Andreessen, co-founder Netscape, merupakan lulusan kampus tersebut. Netscape sendiri adalah sebuah peramban yang sempat populer di era 1990an.
"Bukanya saya ingin menjadi Marc Andreessen yang selanjutnya, tapi akan sangat keren jika saya bisa berada di tempat yang sama seperti dia," kata Karim.
Ketertarikan Karim terhadap dunia teknologi pun sudah tercium oleh ibunya, Christine. Menurutnya, kehidupan keluarganya yang lekat dalam mengembangkan hal baru dan peka terhadap hal-hal baru mendorong anaknya untuk menyukai teknologi dan menekuni bidang tersebut.
Menariknya, Karim seakan menjilat ludahnya sendiri. Hal tersebut dikarenakan ia memutuskan untuk keluar dari University of Illinois di tahun perdananya pada 2000. Meski begitu, alasannya keluar adalah untuk mengadu nasib ke Silicon Valley, yang nantinya berperan besar dalam jalan hidupnya.
Dari PayPal ke YouTube
Setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya di University of Illinois dan memilih untuk mengadu nasib di Silicon Valley, Karim bergabung dengan PayPal. Perusahaan tersebut merupakan sistem pembayaran online yang didirikan oleh Elon Musk bersama lima kerabatnya. Di sana, ia bertemu sekaligus bekerja bersama Hurley dan Chen.
Ketika PayPal dibeli oleh eBay seharga USD 1,5 miliar pada 2002, sekaligus mengisi kantong Karim dengan beberapa juta dollar AS, ketiganya mulai sering berbicara untuk mendirikan perusahaan sendiri. Akhirnya, pada awal 2005, ketiganya kompak meninggalkan PayPal.
Tak lama kemudian, pada awal Februari 2005, situs buatan mereka diperkenalkan. Karim mengatakan bahwa ia merupakan sosok yang melontarkan ide untuk membuat sebuah situs berbagi video. Meski begitu, ia menjelaskan bahwa Chen dan Hurley berperan besar dalam mengubah ide mentah tersebut menjadi kenyataan, sehingga lahirlah YouTube.
Setelah platform buatan ketiganya berdiri, Karim mengatakan ia bersama dua rekannya telah sepakat bahwa dirinya tidak akan menjadi karyawan, tapi lebih menjadi penasihat informal untuk YouTube. Ia juga tidak akan menerima gaji, insentif, maupun jabatan secara resmi.
"Saya fokus pada sekolah saya. Kami telah melakukan negosiasi yang kami pikir sangat adil," ujarnya pada saat itu.
Dalam mengembangkan YouTube, Karim memang sedang menekuni studi di Santa Clara University, walau itu merupakan kelas online. Keputusannya untuk tidak menjadi bagian YouTube secara formal pun membuat dirinya juga tidak mendapat porsi saham yang besar.
Pada masa-masa awal itu, Karim kerap mendokumentasikan pertemuan ketiganya yang sering berkumpul di garasi milik Hurley. Di tempat itu pula YouTube lahir. Pernah pada April 2005, Karim merekam Chen yang tengah depresi lantaran YouTube hanya memiliki 60 video di dalamnya.
Meski begitu, tak butuh waktu lama sampai YouTube menarik minat perusahaan-perusahaan besar. Pada Oktober 2006, Google mengumumkan bahwa pihaknya telah membeli YouTube senilai USD 1,65 miliar. Hal tersebut membuat Karim menerima 137.443 lembar saham yang pada saat itu bernilai lebih dari USD 64 juta.
Angka tersebut bisa dibilang terpaut cukup jauh dengan dua koleganya. Pasalnya, Hurley mendapat 694.087 lembar saham yang memiliki nilai lebih dari USD 345 juta. Sedangkan Chen menerima 625.366 lembar saham dengan nilai lebih dari USD 326 juta.
Comeback ke YouTube
Setelah YouTube lepas ke Google, Karim mendirikan sebuah perusahaan ventura bernama Youniversity Ventures pada 2008. Ia pun menjadi salah satu penanam modal awal untuk Airbnb pada 2009.
Kini, 13 tahun lebih setelah dirinya mengunggah video ke YouTube, ia pun menunjukkan hasratnya untuk kembali ke platform tersebut. Kembali di sini berarti dirinya akan mempertimbangkan untuk mengunggah video lagi di YouTube.
Menarik untuk ditunggu apa yang akan dilakukan oleh Karim di video terbarunya nanti, tapi itu jika ia benar-benar mengunggah video lagi nantinya. Terlebih, ia belum mengungkapkan apa pun lagi melalui channel YouTube miliknya setelah mengeluarkan polling yang menanyakan apakah dirinya perlu membuat video lain dan konten apa yang perlu dibawakan pada video terbarunya. https://inet.detik.com