VIVA – Kerusuhan berdarah yang terjadi di India seharusnya menjadi pelajaran betapa berharganya rasa toleransi. Pasalnya, kerusahan di Kota New Delhi ini sangat disayangkan juga menyeret sosok sakral Hanuman (Hanoman).
Kerusuhan yang dipicu oleh pro dan kontra UU Kewarganegaraan baru di India tersebut ternyata berbuah duka dengan puluhan korban jiwa dan ratusan orang luka parah. Yang lebih disayangkan, simbol-simbol agama dilibatkan.
Salah satu aksi yang menuai kecaman adalah saat beberapa kelompok orang merusak beberapa tempat peribadatan dan mengibarkan bendera Hanoman di menara Badi Masjid, Ashok Nagar. Tindakan yang tentu tak pantas dilakukan.
Aksi tersebut memang langsung menuai kecaman. Bahkan tagar #ShameOnYouIndia menjadi trending. Kecaman dari masyarakat Indonesia terhadap aksi anarkis di India juga ramai berseliweran di media sosial.
Bagi Umat Hindu India, sosok Hanoman memang dianggap sakral. Ia adalah dewa pelindung. Begitu dihormatinya, sosok Hanoman juga dibuktikan dengan adanya kuil khusus untuk memujanya.
Hanoman sendiri digambarkan berwujud wanara atau seekor kera putih. Ia lahir dari ayah Batara Bayu dan Dewi Anjani. Sosok Hanoman dikenal sangat cerdas, kuat dan sangat loyal.
Keberanian sosok Hanoman telah diperlihatkan sejak kecil. Hanoman kecil bahkan sempat membuat Dewa Indra marah. Beruntungnya, para dewa memberikan hadiah kepada Hanoman kecil kekuatan kebal terhadap senjata apapun.
Sedangkan loyalitasnya diperlihatkan dalam kisah Ramayana. Dalam kisah tersebut, Hanoman menunaikan perintah seorang resi untuk mencari tanaman obat bagi kesembuhan Rama dan Lesmana.
Lalu untuk kecerdasannya, diperlihatkan dengan keberhasilannya memasuki wilayah Alengka untuk menemui Dewi Sinta yang ditawan Rahwana. Bahkan ia dengan berani membuat geger Alengka lewat cerita yang selama ini dikenal dengan 'Hanoman Obong'.
Di Indonesia sendiri khususnya bagi mayoritas Umat Hindu di Bali, penghormatan kepada sosok Hanoman terlihat dari upacara adat di Gunung Agung tiap tahunnya. Mereka memberikan sesaji sebagai ritual pengingat umat untuk menjaga kelestarian alam.
Hal penting yang harusnya diambil pelajaran penting, Umat Hindu di Indonesia khususnya di Pulau Dewata tentu lebih memahami arti toleransi. Terbukti, meski beberapa terjadi gesekan kecil, baik Umat Hindu dan pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan. viva.co.id
Kerusuhan yang dipicu oleh pro dan kontra UU Kewarganegaraan baru di India tersebut ternyata berbuah duka dengan puluhan korban jiwa dan ratusan orang luka parah. Yang lebih disayangkan, simbol-simbol agama dilibatkan.
Salah satu aksi yang menuai kecaman adalah saat beberapa kelompok orang merusak beberapa tempat peribadatan dan mengibarkan bendera Hanoman di menara Badi Masjid, Ashok Nagar. Tindakan yang tentu tak pantas dilakukan.
Aksi tersebut memang langsung menuai kecaman. Bahkan tagar #ShameOnYouIndia menjadi trending. Kecaman dari masyarakat Indonesia terhadap aksi anarkis di India juga ramai berseliweran di media sosial.
Bagi Umat Hindu India, sosok Hanoman memang dianggap sakral. Ia adalah dewa pelindung. Begitu dihormatinya, sosok Hanoman juga dibuktikan dengan adanya kuil khusus untuk memujanya.
Hanoman sendiri digambarkan berwujud wanara atau seekor kera putih. Ia lahir dari ayah Batara Bayu dan Dewi Anjani. Sosok Hanoman dikenal sangat cerdas, kuat dan sangat loyal.
Keberanian sosok Hanoman telah diperlihatkan sejak kecil. Hanoman kecil bahkan sempat membuat Dewa Indra marah. Beruntungnya, para dewa memberikan hadiah kepada Hanoman kecil kekuatan kebal terhadap senjata apapun.
Sedangkan loyalitasnya diperlihatkan dalam kisah Ramayana. Dalam kisah tersebut, Hanoman menunaikan perintah seorang resi untuk mencari tanaman obat bagi kesembuhan Rama dan Lesmana.
Lalu untuk kecerdasannya, diperlihatkan dengan keberhasilannya memasuki wilayah Alengka untuk menemui Dewi Sinta yang ditawan Rahwana. Bahkan ia dengan berani membuat geger Alengka lewat cerita yang selama ini dikenal dengan 'Hanoman Obong'.
Di Indonesia sendiri khususnya bagi mayoritas Umat Hindu di Bali, penghormatan kepada sosok Hanoman terlihat dari upacara adat di Gunung Agung tiap tahunnya. Mereka memberikan sesaji sebagai ritual pengingat umat untuk menjaga kelestarian alam.
Hal penting yang harusnya diambil pelajaran penting, Umat Hindu di Indonesia khususnya di Pulau Dewata tentu lebih memahami arti toleransi. Terbukti, meski beberapa terjadi gesekan kecil, baik Umat Hindu dan pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan. viva.co.id