Relawan Jokowi, Ninoy Karundeng, mengaku dianiaya oleh sejumlah orang saat unjuk rasa yang berakhir ricuh di Jakarta Pusat, Senin (30/9). Ninoy mengklaim disekap dan dipukuli di dalam Masjid Al Falaah (sebelumnya ditulis Al Falah-red), di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Arif, anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Falaah, membantah pengakuan Ninoy. Arif membenarkan bahwa pada hari kejadian, Ninoy memang berada di dalam masjid.
Menurutnya, saat itu ada sekitar 200 orang baik di dalam maupun luar masjid yang tengah mencari perlindungan karena situasi yang masih ricuh. Ninoy, kata Arif, merupakan salah satunya.
"Kemudian saya dengar kabar kalau dia mengatakan disekap. Makanya saya heran, kenapa ada penyekapan. Kalau ada penyekapan kenapa cuma Ninoy, kok yang 200 orang enggak lapor kalau disekap," ujar Arif di Masjid Jami' Al Falaah, Senin (7/10).
"Itu yang saya tidak ketahui, kok ada berita penyekapan di masjid. Yang jelas masjid tidak ada penyekapan, masjid ini terbuka. Di ruangan (dalam) itu bukan hanya dia sendiri, ada paramedis 10 orang, ada korban-korban lainnya," sambung Arif.
Ia menjelaskan, kejadian bermula pada sore hari saat unjuk rasa mulai memanas. Secara bertahap, massa unjuk rasa yang terluka mulai mencari perlindungan ke masjid Al Falaah.
"Begitu jam enam korban semakin banyak, terus itu meningkat sampai jam 7,8,9 korban datang ke sini akhirnya sini enggak muat," ucapnya.
Arif melanjutkan, semula tidak mengetahui siapa Ninoy Karundeng. Arif menganggap bahwa Ninoy hanya satu dari sekian banyak massa yang terluka saat unjuk rasa berujung ricuh.
Suasana Masjid Al-Falaah Pejompongan, Jakarta Pusat. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
"Nah, saya tidak tahu ada salah satu di antara mereka ada yang bernama Ninoy yang kemudian masih ada di dalam," lanjutnya.
Massa pun, kata Arif, bukan atas inisiatif pihak DKM dievakuasi ke masjid. Melainkan diarahkan oleh pengemudi ojek online.
"Pengevakuasi kebanyakan setahu saya ojek online. Jadi sampai di sini kita tolong, sampai sini kita tolong. Masjid ini enggak muat, saya katakan 200 itu termasuk sama yang di luar. Ada lima titik. Kebetulan Ninoy masuk yang di sini (dalam)," jelas Arif yang juga berada di masjid pada saat hari kejadian.
Suasana Masjid Al-Falaah Pejompongan, Jakarta Pusat. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Diakui Arif, di dalam masjid, tidak ada pemukulan sama sekali. Melainkan tim medis yang mengobati korban yang terluka.
"Dalam masjid itu sudah steril hanya ada petugas medis, ngobatin kasih air. Gitu aja," tuturnya.
Selanjutnya di pagi hari, Arif menyebut Ninoy meninggalkan lokasi dengan mobil box yang dipesankan oleh salah seorang warga.
"Pulang kemauan sendiri. Memang ada warga yang mesenin Go-Box. Saya kalo dia sudah merasa aman mau pulang ya silakan," kata Arif.
Dugaan penganiayaan ini telah Ninoy laporkan ke Polda Metro Jaya. Polisi juga telah menetapkan 11 orang tersangka. kumparan.com
Arif, anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Falaah, membantah pengakuan Ninoy. Arif membenarkan bahwa pada hari kejadian, Ninoy memang berada di dalam masjid.
Menurutnya, saat itu ada sekitar 200 orang baik di dalam maupun luar masjid yang tengah mencari perlindungan karena situasi yang masih ricuh. Ninoy, kata Arif, merupakan salah satunya.
"Kemudian saya dengar kabar kalau dia mengatakan disekap. Makanya saya heran, kenapa ada penyekapan. Kalau ada penyekapan kenapa cuma Ninoy, kok yang 200 orang enggak lapor kalau disekap," ujar Arif di Masjid Jami' Al Falaah, Senin (7/10).
"Itu yang saya tidak ketahui, kok ada berita penyekapan di masjid. Yang jelas masjid tidak ada penyekapan, masjid ini terbuka. Di ruangan (dalam) itu bukan hanya dia sendiri, ada paramedis 10 orang, ada korban-korban lainnya," sambung Arif.
Ia menjelaskan, kejadian bermula pada sore hari saat unjuk rasa mulai memanas. Secara bertahap, massa unjuk rasa yang terluka mulai mencari perlindungan ke masjid Al Falaah.
"Begitu jam enam korban semakin banyak, terus itu meningkat sampai jam 7,8,9 korban datang ke sini akhirnya sini enggak muat," ucapnya.
Arif melanjutkan, semula tidak mengetahui siapa Ninoy Karundeng. Arif menganggap bahwa Ninoy hanya satu dari sekian banyak massa yang terluka saat unjuk rasa berujung ricuh.
Suasana Masjid Al-Falaah Pejompongan, Jakarta Pusat. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
"Nah, saya tidak tahu ada salah satu di antara mereka ada yang bernama Ninoy yang kemudian masih ada di dalam," lanjutnya.
Massa pun, kata Arif, bukan atas inisiatif pihak DKM dievakuasi ke masjid. Melainkan diarahkan oleh pengemudi ojek online.
"Pengevakuasi kebanyakan setahu saya ojek online. Jadi sampai di sini kita tolong, sampai sini kita tolong. Masjid ini enggak muat, saya katakan 200 itu termasuk sama yang di luar. Ada lima titik. Kebetulan Ninoy masuk yang di sini (dalam)," jelas Arif yang juga berada di masjid pada saat hari kejadian.
Suasana Masjid Al-Falaah Pejompongan, Jakarta Pusat. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Diakui Arif, di dalam masjid, tidak ada pemukulan sama sekali. Melainkan tim medis yang mengobati korban yang terluka.
"Dalam masjid itu sudah steril hanya ada petugas medis, ngobatin kasih air. Gitu aja," tuturnya.
Selanjutnya di pagi hari, Arif menyebut Ninoy meninggalkan lokasi dengan mobil box yang dipesankan oleh salah seorang warga.
"Pulang kemauan sendiri. Memang ada warga yang mesenin Go-Box. Saya kalo dia sudah merasa aman mau pulang ya silakan," kata Arif.
Dugaan penganiayaan ini telah Ninoy laporkan ke Polda Metro Jaya. Polisi juga telah menetapkan 11 orang tersangka. kumparan.com