Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan membuka wacana pengenaan pajak sepeda.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengungkapkan hal itu dalam diskusi virtual akhir pekan lalu di Jakarta.
Budi Setiyadi mengatakan bahwa wacana pengenaan pajak sepeda ini sejalan dengan revisi UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Hal ini juga sudah didiskusikan dengan Korlantas Polri
“Kalau waktu saya kecil, saya mengalami sepeda disuruh bayar pajak dan sebagainya. Mungkin bisa ke sana. Tapi ini sejalan revisi UU 22/2009, sudah diskusi dengan Korlantas Polri,” kata Budi Setiyadi dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (26/6/2020).
Dia juga menilai penggunaan sepeda perlu diatur mengingat kegiatan bersepeda semakin marak akibat pandemi covid-19.
“Saya terus terang, sepeda harus diatur. Apakah dengan peraturan menteri atau peraturan pemda, bupati atau gubernur,” kata Dirjen Budi Setiyadi.
Budi menjelaskan, dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, sepeda termasuk dalam kategori kendaraan tidak digerakkan oleh mesin.
Karena masuk dalam kelompok bukan kendaraan bermotor, lanjut dia, pengaturannya berada di pemerintah daerah.
“Kami akan mendorong aturan ini di daerah, minimal dengan mulai menyiapkan infrastruktur jalan, DKI, Solo, Bandung, sudah menyiapkan juga, tinggal sekarang gimana aturannya,” kata Budi Setiyadi.
Selain itu, menurut dia, pengelompokan angkutan harus direvisi dalam UU Nomor 22/2009 karena semakin beragamnya jenis angkutan, termasuk angkutan listrik, seperti sepeda listrik, skuter, hoverboard, dan lainnya.
Budi mengaku pihaknya juga sudah melakukan kajian di negara-negara yang kecenderungan penggunaan sepeda meningkat guna menghindari kontak fisik di kereta atau angkutan massal lainnya akibat pandemi covid-19, salah satunya Jepang.
Namun, dia menjelaskan terdapat perbedaan tujuan penggunaan moda ramah lingkungan tersebut.
Di Jepang terutama Tokyo, masyarakat menggunakan sepeda sebagai alat transportasi dari rumah ke kantor atau tempat perbelanjaan.
“Di Indonesia sekarang ini sepeda lebih untuk kegiatan olahraga dan jalan ramai-ramai, kemudian foto-foto. Sebenarnya, diharapkan sepeda ini dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari,” katanya.
Sebelumnya Pengamat Transportasi Universitas Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno menilai sepeda menjadi salah satu moda transportasi yang direkomendasikan dalam kondisi normal baru.
“Bersepeda menjadi pilihan, karena selain menghindari kerumunan dalam ruang tertutup dan menghindari antre, bersepeda membuat kesehatan tubuh terjaga,” katanya.
Moda tanpa bahan bakar tersebut juga mulai digunakan secara masif oleh negara Kolombia sebagai dampak pandemi covid-19.
Negara Kolombia setara dengan Indonesia yang masih sebagai negara berkembang.
Walikota Bogota (Kolombia) Claudia Lopez, punya kebijakan selama masa karantina menutup jalan sepanjang 117 km setiap hari agar pejalan kaki dan pesepeda dapat lebih leluasa bergerak.
Ia menuturkan di era kenormalan baru, banyak kota di mancanegara mengurangi kapasitas transportasi umum dan mengalihkan ke perjalanan menggunakan sepeda.
“Untuk perjalanan jarak pendek, moda sepeda dan berjalan kaki benar-benar dikembangkan sedemikian rupa (aman, nyaman dan selamat), supaya tidak beralih ke penggunaan kendaraan pribadi secara berlebihan,” katanya
Sambut New Normal Ratusan Pegawai Lion Air Bersepeda di Bandara Soetta
Komunitas pehobi sepeda (gowes) Lion Air Group Bike Community memulai kembali aktivitas bersepeda dengan menerapkan tatanan kehidupan dan kebiasaan baru (new normal).
Hal ini bertepatan momentum 20 Tahun Lion Air (2000 – 2020) serta masih pada periode yang sama yaitu ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai Hari Sepeda Sedunia atau Bicycle Day.
Pelaksanaan gowes dipimpin oleh Managing Director of Lion Air Group, Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi yang bersama jajaran manajemen Lion Air Group serta komunitas internal 250 orang dari berbagai divisi.
Rute dimulai dari Lion Operation Center (LOC) dilanjutkan gowes di sekitar Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
"Kami mengucapkan terima kasih atas inisiasi, antusiasme, partisipasi dan keseruan dari seluruh peserta gowes," ujar Daniel, Minggu (28/6/2020).
Ia juga berterima kasih kepada pengelola bandar udara – PT Angkasa Pura II cabang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Polres Bandara Soekarno-Hatta serta pihak lainnya yang terkait atas dukungannya. Sehingga gowes berjalan dengan tertib dan lancar.
"Lion Air Group senantiasa melaksanakan beragam kegiatan guna membantu mewujudkan aktivitas berkonsep ramah dan mudah yang mencerminakan green lifestyle," ucapnya.
Daniel menjelaskan Lion Air Group Bike Community memperkuat kampanye #100PersenSehat menggiatkan hobi bersepeda menggunakan waktu luang. Karena mampu memberikan banyak manfaat bagi kesehatan yaitu cara mudah dan tindakan sederhana.
Giat #100PersenSehat juga dilakukan dengan senam kreasi (zumba) dari perwakilan awak kabin Lion Air Group. Ini merupakan salah satu komunitas sehat di internal Lion Air Group yang dilaksanakan secara terjadwal.
Aksi #100PersenSehat dilaksanakan bersamaan (barengan) dengan momentum HANI (Hari Anti Narkotika Internasional) dengan pesan sadar, sehat, produktif dan bahagia tanpa narkoba. Lion Air Group memastikan bahwa seluruh karyawan wajib patuh terhadap semua peraturan tidak menggunakan narkotia dan obat terlarang lainnya.
"Dalam operasional, selama penerbangan, awak kabin menyampaikan untuk tidak membawa atau mengedarkan narkotika atau obat terlarang lainnya," kata Daniel.
Menurutnya kegiatan tetap menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan ketika bersepeda (gowes), saat istirahat dan di rumah atau kantor usai bersepeda.