Kendari - Rombongan TKA China yang diviralkan positif virus Corona ternyata masuk Indonesia dari Thailand, tak seperti yang dijelaskan polisi. Mereka awalnya terbang dari China ke Thailand, dikarantina, lalu terbang ke Jakarta.
Sebanyak 49 TKA China itu berasal dari wilayah Henan. Pada 29 Februari, mereka tiba di Thailand. Mereka dikarantina di Negeri Gajah Putih hingga 15 Maret 2020, lalu mendapat sertifikat sehat.
Mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta setelah selesai dikarantina, yaitu pada 15 Maret. Setiba di Indonesia, mereka kemudian menjalani pemeriksaan oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta. KKP lalu menerbitkan kartu kewaspadaan kesehatan pada setiap orang di rombongan tersebut. Petugas Imigrasi lalu memberi mereka izin tinggal.
Di hari yang sama, mereka terbang ke Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka menggunakan maskapai Garuda kode penerbangan GA696.
"Warga Negara Tiongkok tersebut masih memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tenggara Sofyan kepada wartawan, Senin (16/3/2020).
Sebelumnya, sebuah video yang berisi narasi rombongan TKA China positif corona masuk Kendari viral. Rombongan TKA itu nyatanya dari Jakarta. Meski belakangan diketahui terbang dari Thailand.
Eksternal Affairs Manager PT VDNI Indrayanto menjelaskan 49 TKA China yang sempat viral saat kedatangannya di Bandara Haluoleo Kendari bekerja di PT VDNI yang terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra. Mereka saat ini masih menjalani masa karantina karena telah mengunjungi Jakarta.
"Jumlah TKA itu 49 orang, mereka tidak langsung bekerja tetapi masih menjalani masa karantina di perusahaan selama 14 hari. Nanti setelah dikarantina dan tidak ada gejala baru bisa bekerja," kata Indrayanto melalui sambungan telepon, Senin (16/3/2020).
Selain dikarantina, puluhan TKA ini sudah mendapatkan kunjungan dari dokter untuk memeriksa kondisi tubuh mereka pasca perjalanan dari Jakarta. Dokter yang melakukan pemeriksaan dari Rumah Sakit Bhayangkara. news.detik.com
Sebanyak 49 TKA China itu berasal dari wilayah Henan. Pada 29 Februari, mereka tiba di Thailand. Mereka dikarantina di Negeri Gajah Putih hingga 15 Maret 2020, lalu mendapat sertifikat sehat.
Mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta setelah selesai dikarantina, yaitu pada 15 Maret. Setiba di Indonesia, mereka kemudian menjalani pemeriksaan oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta. KKP lalu menerbitkan kartu kewaspadaan kesehatan pada setiap orang di rombongan tersebut. Petugas Imigrasi lalu memberi mereka izin tinggal.
Di hari yang sama, mereka terbang ke Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka menggunakan maskapai Garuda kode penerbangan GA696.
"Warga Negara Tiongkok tersebut masih memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tenggara Sofyan kepada wartawan, Senin (16/3/2020).
Sebelumnya, sebuah video yang berisi narasi rombongan TKA China positif corona masuk Kendari viral. Rombongan TKA itu nyatanya dari Jakarta. Meski belakangan diketahui terbang dari Thailand.
Eksternal Affairs Manager PT VDNI Indrayanto menjelaskan 49 TKA China yang sempat viral saat kedatangannya di Bandara Haluoleo Kendari bekerja di PT VDNI yang terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra. Mereka saat ini masih menjalani masa karantina karena telah mengunjungi Jakarta.
"Jumlah TKA itu 49 orang, mereka tidak langsung bekerja tetapi masih menjalani masa karantina di perusahaan selama 14 hari. Nanti setelah dikarantina dan tidak ada gejala baru bisa bekerja," kata Indrayanto melalui sambungan telepon, Senin (16/3/2020).
Selain dikarantina, puluhan TKA ini sudah mendapatkan kunjungan dari dokter untuk memeriksa kondisi tubuh mereka pasca perjalanan dari Jakarta. Dokter yang melakukan pemeriksaan dari Rumah Sakit Bhayangkara. news.detik.com