Jakarta - Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek, menyebut besarnya pembiayaan BPJS Kesehatan disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Defisit akan terjadi terus menerus apabila tak ada niat masyarakat untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih baik.
"Defisit akan terjadi terus. Ini menurut saya penting sekali mengubah perilaku kita. Jadi saya kira mendorong masyarakat mau mengerti, bukan sekadar ribut naiknya iuran tetapi kita juga sadar akan kesehatan," tutur Menkes saat dijumpai di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2019).
Menkes menambahkan saat sudah jelas BPJS Kesehatan defisit karena membiayai penyakit yang disebabkan oleh pola hidup sehat seperti diabetes, jantung, dan gagal ginjal.
"Sekarang berpikir logis saja, cuci darah Rp 700 ribu hingga 1 juta per cuci darah. Sementara bayar BPJS Kesehatan hanya 25 ribu, kemudian harus menjalani empat kali cuci darah. Berarti berapa. Ini kan nggak benar kalau seperti ini," tambahnya.
"Jadi saya kira masyarakat mau mengerti, bukan sekadar ribut rencana naiknya iuran JKN-KIS tetapi kita juga sadar akan kesehatan. Tolong dong pemerintah, tenaga dokter, tenaga medis, dunia usaha, dan media memberitakan juga karena kita tidak mau sakit," pungkasnya. health.detik.com
"Defisit akan terjadi terus. Ini menurut saya penting sekali mengubah perilaku kita. Jadi saya kira mendorong masyarakat mau mengerti, bukan sekadar ribut naiknya iuran tetapi kita juga sadar akan kesehatan," tutur Menkes saat dijumpai di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2019).
Menkes menambahkan saat sudah jelas BPJS Kesehatan defisit karena membiayai penyakit yang disebabkan oleh pola hidup sehat seperti diabetes, jantung, dan gagal ginjal.
"Sekarang berpikir logis saja, cuci darah Rp 700 ribu hingga 1 juta per cuci darah. Sementara bayar BPJS Kesehatan hanya 25 ribu, kemudian harus menjalani empat kali cuci darah. Berarti berapa. Ini kan nggak benar kalau seperti ini," tambahnya.
"Jadi saya kira masyarakat mau mengerti, bukan sekadar ribut rencana naiknya iuran JKN-KIS tetapi kita juga sadar akan kesehatan. Tolong dong pemerintah, tenaga dokter, tenaga medis, dunia usaha, dan media memberitakan juga karena kita tidak mau sakit," pungkasnya. health.detik.com