Seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari, Randy (21) tewas saat mengikuti demo menolak RUU KUHP.
Randy, meninggal dunia saat sedang ikut berunjuk rasa menolak RUU KUHP di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Dareah (DPRD) Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019) kemarin.
Demo mahasiswa tolak RUU KUHP di Kendari yang diikuti oleh Randy kemarin sempat ricuh.
Mengutip ANTARA, massa melemparkan batu dan kayu ke arah kantor DPRD saat demo berlangsung.
Meski Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh dan Wakil Ketua DPRD Sultra Nur Salam Lada sempat keluar untuk menemui massa, kericuhan tetap tak terhindarkan.
Massa mahasiswa mencoba masuk ke dalam gedung, yang kemudian berujung aksi dorong dengan pihak keamanan.
Polisi yang berjaga pun juga sempat melakukan perlawanan dengan semburan watercannon dan gas air mata.
Namun ternyata, aksi kericuhan saat demo tersebut menimbulkan korban jiwa.
Randy (21) ditemukan terluka dengan luka tembak saat demo.
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit TNI AD dr Ismoyo pada pukul 16.18 WITA, untuk mendapatkan perawatan darurat.
Sayang, nyawa korban tak tertolong lagi.
Kepada awak media pada Kamis sore, Danrem 143/HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto mengaku belum bisa memastikan korban tewas terkena peluru tajam atau peluru karet.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, keluarga korban tetap meminta bentuk tanggung jawab dari petinggi Polri atas meninggalnya Randy akibat luka tembak.
“Kami dari pihak keluarga menginginkan bentuk tanggung jawab kepolisian dalam hal ini.
"Jadi bagaimana bentuk tanggung jawabnya, entah seperti apa, kita butuhkan tanggung jawab” ungkap perwakilan keluarga korban, Rasmin, dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Mewakili keluarga besar korban, Rasmin mengutuk keras peristiwa yang mengakibatkan Randy tewas dengan luka tembak di tubuhnya.
“Kita dari keluarga besar, mengutuk keras tindak ini, kalau itu benar terjadi (penembakan).
"Hanya kan informasi belum pasti juga, memang anak ini kebanggan kami,” tambahnya.
Rasmin bercerita, jika korban dikenal sebagai pemuda yang baik dan ramah di lingkungannya.
Putra satu-satunya dari pasangan La Sali dan Wa Nasrifa itu turut dikenal aktif di kegiatan kampus dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
"Anak ini kepribadiannya sehari-hari, anak ini baik, dikampung baik dan ramah, dan memang di lingkungan ini tidak pernah terindikasi proses hukum," lanjut Rasmin.
Rencananya, jenazah Randy akan dimakamkan di pemakaman Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, usai pelaksanaan sholat Jumat. (*)
Namun ternyata, aksi kericuhan saat demo tersebut menimbulkan korban jiwa.
Randy (21) ditemukan terluka dengan luka tembak saat demo.
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit TNI AD dr Ismoyo pada pukul 16.18 WITA, untuk mendapatkan perawatan darurat.
Sayang, nyawa korban tak tertolong lagi.
Kepada awak media pada Kamis sore, Danrem 143/HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto mengaku belum bisa memastikan korban tewas terkena peluru tajam atau peluru karet.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, keluarga korban tetap meminta bentuk tanggung jawab dari petinggi Polri atas meninggalnya Randy akibat luka tembak.
“Kami dari pihak keluarga menginginkan bentuk tanggung jawab kepolisian dalam hal ini. grid.id
Randy, meninggal dunia saat sedang ikut berunjuk rasa menolak RUU KUHP di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Dareah (DPRD) Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019) kemarin.
Demo mahasiswa tolak RUU KUHP di Kendari yang diikuti oleh Randy kemarin sempat ricuh.
Mengutip ANTARA, massa melemparkan batu dan kayu ke arah kantor DPRD saat demo berlangsung.
Meski Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh dan Wakil Ketua DPRD Sultra Nur Salam Lada sempat keluar untuk menemui massa, kericuhan tetap tak terhindarkan.
Massa mahasiswa mencoba masuk ke dalam gedung, yang kemudian berujung aksi dorong dengan pihak keamanan.
Polisi yang berjaga pun juga sempat melakukan perlawanan dengan semburan watercannon dan gas air mata.
Namun ternyata, aksi kericuhan saat demo tersebut menimbulkan korban jiwa.
Randy (21) ditemukan terluka dengan luka tembak saat demo.
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit TNI AD dr Ismoyo pada pukul 16.18 WITA, untuk mendapatkan perawatan darurat.
Sayang, nyawa korban tak tertolong lagi.
Kepada awak media pada Kamis sore, Danrem 143/HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto mengaku belum bisa memastikan korban tewas terkena peluru tajam atau peluru karet.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, keluarga korban tetap meminta bentuk tanggung jawab dari petinggi Polri atas meninggalnya Randy akibat luka tembak.
“Kami dari pihak keluarga menginginkan bentuk tanggung jawab kepolisian dalam hal ini.
"Jadi bagaimana bentuk tanggung jawabnya, entah seperti apa, kita butuhkan tanggung jawab” ungkap perwakilan keluarga korban, Rasmin, dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Mewakili keluarga besar korban, Rasmin mengutuk keras peristiwa yang mengakibatkan Randy tewas dengan luka tembak di tubuhnya.
“Kita dari keluarga besar, mengutuk keras tindak ini, kalau itu benar terjadi (penembakan).
"Hanya kan informasi belum pasti juga, memang anak ini kebanggan kami,” tambahnya.
Rasmin bercerita, jika korban dikenal sebagai pemuda yang baik dan ramah di lingkungannya.
Putra satu-satunya dari pasangan La Sali dan Wa Nasrifa itu turut dikenal aktif di kegiatan kampus dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
"Anak ini kepribadiannya sehari-hari, anak ini baik, dikampung baik dan ramah, dan memang di lingkungan ini tidak pernah terindikasi proses hukum," lanjut Rasmin.
Rencananya, jenazah Randy akan dimakamkan di pemakaman Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, usai pelaksanaan sholat Jumat. (*)
Namun ternyata, aksi kericuhan saat demo tersebut menimbulkan korban jiwa.
Randy (21) ditemukan terluka dengan luka tembak saat demo.
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit TNI AD dr Ismoyo pada pukul 16.18 WITA, untuk mendapatkan perawatan darurat.
Sayang, nyawa korban tak tertolong lagi.
Kepada awak media pada Kamis sore, Danrem 143/HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto mengaku belum bisa memastikan korban tewas terkena peluru tajam atau peluru karet.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, keluarga korban tetap meminta bentuk tanggung jawab dari petinggi Polri atas meninggalnya Randy akibat luka tembak.
“Kami dari pihak keluarga menginginkan bentuk tanggung jawab kepolisian dalam hal ini. grid.id