JAKARTA - Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al- Falaah menyatakan tidak pernah terlibat dalam kasus dugaan kasus penganiayaan terhadap Ninoy Karundeng. Saat peristiwa terjadi justru Ninoy diamankan dari amukan massa ke masjid yang berada di Jalan Masjid I No.12 Pejompongan, Jakarta Pusat.
Salah seorang pengurus DKM Masjid Jami Al-Falaah, Iskandar (67) mengatakan, saat Ninoy dipukuli oleh sekelompok massa demonstran, ada yang melerai aksi brutal tersebut dan membawa Ninoy ke masjid untuk menghindari amukan massa."Posisi saya setelah salat Isya itu jalan ke depan untuk melihat kondisi sekitar dan betul saja banyak korban dari demonstran yang tergeletak di jalan dan dibawa oleh ojek online ke masjid Al Falaah. Saya lihat ada yang dipukulin terus untuk menyalamatkan dibawa ke masjid," kata Iskandar saat ditemui di Masjid Jami Al Falaah, Rabu (9/10/2019).
Iskandar dengan tegas mengatakan, tidak terima jika pemberitaan yang beredar menyebutkan Ninoy dipukuli di dalam masjid dan lalu diculik."Yang ada itu membantu dia (Ninoy) agar tidak menjadi bulan bulanan massa, karena dia berbeda sendiri. Dan saat mengambil video atau foto juga aneh, makanya ada yang negur dari demonstran, mungkin saat ditegur dia enggak terima terjadi cekcok lalu berujung pemukulan," ujarnya.
Bendahara Umum DKM Masjid Jami Al Falaah, Adeng menambahkan, di dalam masjid tidak ada pemukulan terhadap Ninoy Karundeng, justru Ninoy dilindungi dan mendapatkan perawatan medis."Di dalam masjid itu hanya ada petugas medis yang menangani korban kerusuhan dari demonstran, tidak ada yang memukul dia, tidak ada yang mengintimidasi dia apalagi yang mengancam untuk dibunuh," tegasnya.
Dia sangat menyayangkan sikap kepolisian yang menangkap F, pengurus Masjid Jami Al Falaah karena diduga ikut mengintimidasi Ninoy. Padahal menurutnya, apa yang dilakukan F semata-mata untuk membantu dan itu semua karena dasar kemanusiaan.
"Kita sebagai warga sekitar itu sifatnya membantu, orang demonstran itu kasihan enggak pada bisa napas, jadi inisiatif warga ada yang bawa tabung oksigen untuk membantu," paparnya. metro.sindonews.com
Salah seorang pengurus DKM Masjid Jami Al-Falaah, Iskandar (67) mengatakan, saat Ninoy dipukuli oleh sekelompok massa demonstran, ada yang melerai aksi brutal tersebut dan membawa Ninoy ke masjid untuk menghindari amukan massa."Posisi saya setelah salat Isya itu jalan ke depan untuk melihat kondisi sekitar dan betul saja banyak korban dari demonstran yang tergeletak di jalan dan dibawa oleh ojek online ke masjid Al Falaah. Saya lihat ada yang dipukulin terus untuk menyalamatkan dibawa ke masjid," kata Iskandar saat ditemui di Masjid Jami Al Falaah, Rabu (9/10/2019).
Iskandar dengan tegas mengatakan, tidak terima jika pemberitaan yang beredar menyebutkan Ninoy dipukuli di dalam masjid dan lalu diculik."Yang ada itu membantu dia (Ninoy) agar tidak menjadi bulan bulanan massa, karena dia berbeda sendiri. Dan saat mengambil video atau foto juga aneh, makanya ada yang negur dari demonstran, mungkin saat ditegur dia enggak terima terjadi cekcok lalu berujung pemukulan," ujarnya.
Bendahara Umum DKM Masjid Jami Al Falaah, Adeng menambahkan, di dalam masjid tidak ada pemukulan terhadap Ninoy Karundeng, justru Ninoy dilindungi dan mendapatkan perawatan medis."Di dalam masjid itu hanya ada petugas medis yang menangani korban kerusuhan dari demonstran, tidak ada yang memukul dia, tidak ada yang mengintimidasi dia apalagi yang mengancam untuk dibunuh," tegasnya.
Dia sangat menyayangkan sikap kepolisian yang menangkap F, pengurus Masjid Jami Al Falaah karena diduga ikut mengintimidasi Ninoy. Padahal menurutnya, apa yang dilakukan F semata-mata untuk membantu dan itu semua karena dasar kemanusiaan.
"Kita sebagai warga sekitar itu sifatnya membantu, orang demonstran itu kasihan enggak pada bisa napas, jadi inisiatif warga ada yang bawa tabung oksigen untuk membantu," paparnya. metro.sindonews.com