Anak STM kembali ke DPR. Sudah bisa ditebak apa yang terjadi setelah itu. Massa anak STM dan aparat keamanan tak lama kemudian terlibat bentrokan.
kumparan mencoba mendekati massa anak STM dan mencari tahu mengapa mereka datang ke DPR untuk berunjuk rasa, Senin (30/9).
"Sudah izin orang tua, Bang," kata mereka sambil meminta tidak difoto saat ditemui di depan Stasiun Palmerah, Jakarta. Stasiun Palmerah adalah stasiun terdekat untuk mengakses gedung DPR atau kawasan Senayan.
Berikut wawancara kumparan dengan beberapa anak STM yang rata-rata mengenakan seragam dan memakai jaket:
Ini ngapain sih ke DPR? Mau demo apa?
Mau tolak RUU KUHP, sama KPK. Banyak, Bang.
Kenapa memangnya?
Itu kagak jelas Bang, kagak menjunjung tinggi keadilan masyarakat, Bang. (Teman-teman yang lainnya langsung kompak menjawab: betul).
Terus demo soal UU KPK juga, memang kenapa juga itu?
Itu memperlemah KPK, Bang.
Tuntutannya sama kayak mahasiswa dong?
Iya, dong. Iya Bang, gue mah demo kagak ikut-ikutan. Ada tujuannya (Teman-teman lainnya menjawab: Yoi).
Dapat info dari mana mau demo?
Banyak dari IG (instagram).
Ini demo memangnya harus bentrok ya, kenapa enggak damai saja menyalurkan aspirasi?
Dikit-dikit, Bang (ricuh), jangan banyak-banyak, Bang (Teman-temannya nyeletuk di belakang: bantai DPR-nya, Bang)
Sudah izin belum ke orang tua?
Sudah, Bang, aman. Katanya hati-hati. Jangan asal-asalan. Bela negara. Masa depan bangsa lebih baik, Bang, daripada nilai A.
Asal sekolah dari mana, Jakarta apa Bogor, apa Depok?
Jakarta, Bang (Temannya langsung menimpali: woi jangan disebutin (nama sekolah) nanti melenceng lagi).
(Tiba-tiba anak STM ini nyeletuk soal ayam) Soalnya saya banyak ayam, Bang, takut didenda. Kan saya miskin, Rp 10 juta lagi (di RKUHP ada yang mengatur pidana soal hewan masuk ke pekarangan orang lain-red)
Di RKUHP apa yang kamu tahu?
Ini, Bang, gelandangan didenda, sekarang dihukum. Gimana, sih. Sekarang UU-nya gelandangan didenda. Dia juga kagak bakal mau jadi gelandangan, karena takdirnya saja.
Di sini mau sampai jam berapa aksi?
Sampai selesai. Sampai (RUU) ditolak, ya, bukan ditunda. Ditunda jangan.
Berarti nuntutnya RKUHP sama UU KPK?
Iya. Ditolak, bukan ditunda. Kalau ditunda besok disahin gimane.
Apa pesan kamu ke pemerintah?
Pemerintah, kasihan pejuang lama sudah tumpah darah malah diginiin. Kasian Sukarno sudah bela-belain ngusir penjajah malah begini.
Kita cuma menyampaikan aspirasi doang. kumparan.com
kumparan mencoba mendekati massa anak STM dan mencari tahu mengapa mereka datang ke DPR untuk berunjuk rasa, Senin (30/9).
"Sudah izin orang tua, Bang," kata mereka sambil meminta tidak difoto saat ditemui di depan Stasiun Palmerah, Jakarta. Stasiun Palmerah adalah stasiun terdekat untuk mengakses gedung DPR atau kawasan Senayan.
Berikut wawancara kumparan dengan beberapa anak STM yang rata-rata mengenakan seragam dan memakai jaket:
Ini ngapain sih ke DPR? Mau demo apa?
Mau tolak RUU KUHP, sama KPK. Banyak, Bang.
Kenapa memangnya?
Itu kagak jelas Bang, kagak menjunjung tinggi keadilan masyarakat, Bang. (Teman-teman yang lainnya langsung kompak menjawab: betul).
Terus demo soal UU KPK juga, memang kenapa juga itu?
Itu memperlemah KPK, Bang.
Tuntutannya sama kayak mahasiswa dong?
Iya, dong. Iya Bang, gue mah demo kagak ikut-ikutan. Ada tujuannya (Teman-teman lainnya menjawab: Yoi).
Dapat info dari mana mau demo?
Banyak dari IG (instagram).
Ini demo memangnya harus bentrok ya, kenapa enggak damai saja menyalurkan aspirasi?
Dikit-dikit, Bang (ricuh), jangan banyak-banyak, Bang (Teman-temannya nyeletuk di belakang: bantai DPR-nya, Bang)
Sudah izin belum ke orang tua?
Sudah, Bang, aman. Katanya hati-hati. Jangan asal-asalan. Bela negara. Masa depan bangsa lebih baik, Bang, daripada nilai A.
Asal sekolah dari mana, Jakarta apa Bogor, apa Depok?
Jakarta, Bang (Temannya langsung menimpali: woi jangan disebutin (nama sekolah) nanti melenceng lagi).
(Tiba-tiba anak STM ini nyeletuk soal ayam) Soalnya saya banyak ayam, Bang, takut didenda. Kan saya miskin, Rp 10 juta lagi (di RKUHP ada yang mengatur pidana soal hewan masuk ke pekarangan orang lain-red)
Di RKUHP apa yang kamu tahu?
Ini, Bang, gelandangan didenda, sekarang dihukum. Gimana, sih. Sekarang UU-nya gelandangan didenda. Dia juga kagak bakal mau jadi gelandangan, karena takdirnya saja.
Di sini mau sampai jam berapa aksi?
Sampai selesai. Sampai (RUU) ditolak, ya, bukan ditunda. Ditunda jangan.
Berarti nuntutnya RKUHP sama UU KPK?
Iya. Ditolak, bukan ditunda. Kalau ditunda besok disahin gimane.
Apa pesan kamu ke pemerintah?
Pemerintah, kasihan pejuang lama sudah tumpah darah malah diginiin. Kasian Sukarno sudah bela-belain ngusir penjajah malah begini.
Kita cuma menyampaikan aspirasi doang. kumparan.com