Pelatih sepak bola asal Brazil, Carlos Dante Cardozo mengikrarkan dua kalimat syahadat dibimbing oleh Ustadz Ali Saman Hasan di pesantren Fitrah Islamic World Academy (FIWA), Ciseeng, Bogor, pada Jumat (14/10/2016). Sebelumnya, Carlos beragama Nasrani dan ia memeluk Islam tanpa paksaan dari siapapun.
Ustadz Ali Saman kemudian menunjuk Ustadz Saiful Kholiq dan Ustadz Riyadi, pengajar FIWA, untuk menjadi pembimbing Carlos dalam belajar Islam, terutama tentang tauhid dan praktek ibadah.
Banner Utama
Dalam kesempatan itu, Carlos bercerita singkat pengalaman dan sebab mengapa yakin dan kukuh untuk masuk islam, diantara, ia merasakan ketenangan dan telah mempelajari dalam sejarah agamanya dulu (Nasrani) yang ternyata sudah tertulis dalam kitab suci agama Islam.
Carlos juga sempat mempelajari islam dengan orang-orang yang dikenalnya, saat ia tinggal di Arab Saudi. Sebenarnya saat itu ia sangat berharap untuk diajak masuk islam namun ternyata justru mendapatkan bimbingan saat berencana menetap tinggal di Indonesia.
Ini adalah pengalaman yang baru bagi santri dan civitas FIWA, ketika menyaksikan secara langsung orang masuk Islam. Para santri menyimak dengan seksama prosesi syahadat yang dibimbing oleh Ustadz Ali Saman Hasan tersebut. Mereka menjadi saksi tentang bagaimana Allah azza wa jalla memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Setelah prosesi dilangsungkan, Ustadz Ali mengajak seluruh santri berbaris untuk berjabat tangan dengan saudara seiman yang baru masuk Islam tersebut.
Usai pengucapan dua kalimat syahadat, Carlos membeberkan keinginannya untuk melatih sepakbola para santri di FIWA. Hal ini menjadi kabar gembira tersendiri bagi keluarga besar pesantren.
“Kabar gembira lagi bagi kami adalah Carlosmemiliki rencana untuk menjadi pelatih tetap Ekstrakulikuler futsal di Pesantren FIWA,” kata Muhamamd Khusniyanto, salah seorang staf Yayasan FIWA.
Sehingga, Kata Khusniyanto, itu menjadi satu kebanggan besar untuk kami Karena sejak masuk islam nya beliau.
“Kami mengajarkan Islam dan beliau berikan feedback dengan mengajarkan ilmu sepakbola kepada santri-santri serta civitas FIWA,” kata dia. (HUSNI/IBN)
Ustadz Ali Saman kemudian menunjuk Ustadz Saiful Kholiq dan Ustadz Riyadi, pengajar FIWA, untuk menjadi pembimbing Carlos dalam belajar Islam, terutama tentang tauhid dan praktek ibadah.
Banner Utama
Dalam kesempatan itu, Carlos bercerita singkat pengalaman dan sebab mengapa yakin dan kukuh untuk masuk islam, diantara, ia merasakan ketenangan dan telah mempelajari dalam sejarah agamanya dulu (Nasrani) yang ternyata sudah tertulis dalam kitab suci agama Islam.
Carlos juga sempat mempelajari islam dengan orang-orang yang dikenalnya, saat ia tinggal di Arab Saudi. Sebenarnya saat itu ia sangat berharap untuk diajak masuk islam namun ternyata justru mendapatkan bimbingan saat berencana menetap tinggal di Indonesia.
Ini adalah pengalaman yang baru bagi santri dan civitas FIWA, ketika menyaksikan secara langsung orang masuk Islam. Para santri menyimak dengan seksama prosesi syahadat yang dibimbing oleh Ustadz Ali Saman Hasan tersebut. Mereka menjadi saksi tentang bagaimana Allah azza wa jalla memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Setelah prosesi dilangsungkan, Ustadz Ali mengajak seluruh santri berbaris untuk berjabat tangan dengan saudara seiman yang baru masuk Islam tersebut.
Usai pengucapan dua kalimat syahadat, Carlos membeberkan keinginannya untuk melatih sepakbola para santri di FIWA. Hal ini menjadi kabar gembira tersendiri bagi keluarga besar pesantren.
“Kabar gembira lagi bagi kami adalah Carlosmemiliki rencana untuk menjadi pelatih tetap Ekstrakulikuler futsal di Pesantren FIWA,” kata Muhamamd Khusniyanto, salah seorang staf Yayasan FIWA.
Sehingga, Kata Khusniyanto, itu menjadi satu kebanggan besar untuk kami Karena sejak masuk islam nya beliau.
“Kami mengajarkan Islam dan beliau berikan feedback dengan mengajarkan ilmu sepakbola kepada santri-santri serta civitas FIWA,” kata dia. (HUSNI/IBN)