NEW DELHI – Suasana di Ibu Kota India, New Delhi masih tegang akibat kerusuhan komunal yang telah menewaskan sedikitnya 27 orang dan melukai ratusan lainnya.
Diwartakan BBC, Kamis (27/2/2020), kekerasan yang telah memasuki malam ketiga itu bermula dari bentrokan antara dua kelompok yang mendukung dan menentang Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan (CAA) yang kontroversial.
Namun, konflik kemudian berkembang menjadi kekerasan berlatar belakang dengan banyak laporan menyebutkan terjadinya perusakan terhadap rumah, toko, dan tempat ibadah warga Muslim oleh kelompok Hindu.
Laporan lain juga menyebutkan serangan-serangan yang menargetkan umat Muslim, pembakaran masjid, serta perusakan Al Quran di beberapa daerah.
Foto-foto, video, dan akun di media sosial melukiskan gambaran mengerikan beberapa hari terakhir, kebanyakan memperlihatkan massa Hindu memukuli pria yang tidak bersenjata, termasuk jurnalis; foto-foto sekelompok pria bersenjatakan tongkat, batang besi, dan batu yang berkeliaran di jalanan; dan momen di mana umat Hindu dan Muslim berhadapan.
Kerusuhan itu berpusat di sekitar lingkungan mayoritas Muslim - seperti Maujpur, Mustafabad, Jaffrabad dan Shiv Vihar, di daerah timur laut Delhi. Jalan-jalan di daerah ini dipenuhi dengan batu dan pecahan kaca, dengan banyak kendaraan yang rusak dan terbakar, dan bau asap dari bangunan yang terbakar memenuhi udara.
Berdasarkan keterangan dari pejabat di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur, sedikitnya 189 orang mengalami luka-luka akibat kekerasan yang terjadi, sementara jumlah korban tewas dilaporkan telah bertambah menjadi 27.
Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal menggambarkan situasi "mengkhawatirkan" dan meminta tentara dipanggil untuk mengendalikan situasi dan melakukan pengamanan.
Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAA), yang memberikan amnesti kepada imigran non-Muslim dari tiga negara mayoritas Muslim terdekat, Afghanistan, Pakistan dan Bangladesh. Undang-undang itu menimbulkan kekhawatiran bahwa status sekuler India dalam bahaya, sementara para kritikus mengatakan CAA mendiskriminasi umat Islam.
Sejumlah demonstrasi dan protes menentang CAA telah digelar sejak undang-undang itu diumumkan, dan beberapa di antaranya berujung dengan bentrokan dan kekerasan. news.okezone.com
Diwartakan BBC, Kamis (27/2/2020), kekerasan yang telah memasuki malam ketiga itu bermula dari bentrokan antara dua kelompok yang mendukung dan menentang Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan (CAA) yang kontroversial.
Namun, konflik kemudian berkembang menjadi kekerasan berlatar belakang dengan banyak laporan menyebutkan terjadinya perusakan terhadap rumah, toko, dan tempat ibadah warga Muslim oleh kelompok Hindu.
Laporan lain juga menyebutkan serangan-serangan yang menargetkan umat Muslim, pembakaran masjid, serta perusakan Al Quran di beberapa daerah.
Foto-foto, video, dan akun di media sosial melukiskan gambaran mengerikan beberapa hari terakhir, kebanyakan memperlihatkan massa Hindu memukuli pria yang tidak bersenjata, termasuk jurnalis; foto-foto sekelompok pria bersenjatakan tongkat, batang besi, dan batu yang berkeliaran di jalanan; dan momen di mana umat Hindu dan Muslim berhadapan.
Kerusuhan itu berpusat di sekitar lingkungan mayoritas Muslim - seperti Maujpur, Mustafabad, Jaffrabad dan Shiv Vihar, di daerah timur laut Delhi. Jalan-jalan di daerah ini dipenuhi dengan batu dan pecahan kaca, dengan banyak kendaraan yang rusak dan terbakar, dan bau asap dari bangunan yang terbakar memenuhi udara.
Berdasarkan keterangan dari pejabat di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur, sedikitnya 189 orang mengalami luka-luka akibat kekerasan yang terjadi, sementara jumlah korban tewas dilaporkan telah bertambah menjadi 27.
Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal menggambarkan situasi "mengkhawatirkan" dan meminta tentara dipanggil untuk mengendalikan situasi dan melakukan pengamanan.
Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAA), yang memberikan amnesti kepada imigran non-Muslim dari tiga negara mayoritas Muslim terdekat, Afghanistan, Pakistan dan Bangladesh. Undang-undang itu menimbulkan kekhawatiran bahwa status sekuler India dalam bahaya, sementara para kritikus mengatakan CAA mendiskriminasi umat Islam.
Sejumlah demonstrasi dan protes menentang CAA telah digelar sejak undang-undang itu diumumkan, dan beberapa di antaranya berujung dengan bentrokan dan kekerasan. news.okezone.com