Pemerintah India akhirnya memutuskan untuk tidak bergabung dengan pakta perdagangan Asia Pasifik, The Regional Comprehensive Economics Partnership (RCEP).
RCEP merupakan kemitraan ekonomi yang dibuat 10 negara ASEAN dengan enam negara, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru dan India.
Menurut pejabat yang bertanggung jawab atas hubungan Asia Timur di Kementerian Luar Negeri India, negara itu sudah menentukan sikap menolak perjanjian RCEP dengan negara-negara lainnya.
"Ini penilaian kami terhadap situasu global saat ini serta keadilan dan keseimbangan perjanjian. India memiliki masalah signifikan yang hingga kini belum terselesaikan (dalam negosiasi)," katanya di sela-sela Konferensi Pers di Bangkok sebagaimana dikutip CNBC International.
"Kami percaya bahwa tidak bergabung dalam perjanjian adalah keputusan yang tepat bagi India. Kami akan bertahan dan memperkuat perdagangan, investasi dan hubungan ke orang-orang di wilayah ini."
Meski tak menjelaskan secara detail, apa yang menjadi batu sandungan sehingga India tak mau bergabung dengan RCEP, ia mengaku negara itu tetap akan mempertimbangkan kemungkinan bergabung di kemudian hari.
Sementara itu, analis konsultan politik Eurasi Group mengatakan India khawatir dengan lonjakan impor barang China.
"Terlepas dari konsesi yang signifikan dan tawaran langkah perlindungan dari China, India tetap khawatir dengan kemungkinan lonjakan impor China," jelasnya dikutip dari media yang sama.
Apalagi saat ini ekonomi India tengah melambat, di mana sektor manufaktur tengah tertekan hebar dan pencari kerja meningkat.
Negosiasi RCEP dimulai dari tahun 2013. Penolakan India memang sudah terjadi di awal ide blok dagang ini dibentuk.
RCEP rencananya akan ditandatangani tahun 2020. Peninjauan aspek hukum dan administratif tengah dilakukan negara-negara anggota. cnbcindonesia.com
RCEP merupakan kemitraan ekonomi yang dibuat 10 negara ASEAN dengan enam negara, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru dan India.
Menurut pejabat yang bertanggung jawab atas hubungan Asia Timur di Kementerian Luar Negeri India, negara itu sudah menentukan sikap menolak perjanjian RCEP dengan negara-negara lainnya.
"Ini penilaian kami terhadap situasu global saat ini serta keadilan dan keseimbangan perjanjian. India memiliki masalah signifikan yang hingga kini belum terselesaikan (dalam negosiasi)," katanya di sela-sela Konferensi Pers di Bangkok sebagaimana dikutip CNBC International.
"Kami percaya bahwa tidak bergabung dalam perjanjian adalah keputusan yang tepat bagi India. Kami akan bertahan dan memperkuat perdagangan, investasi dan hubungan ke orang-orang di wilayah ini."
Meski tak menjelaskan secara detail, apa yang menjadi batu sandungan sehingga India tak mau bergabung dengan RCEP, ia mengaku negara itu tetap akan mempertimbangkan kemungkinan bergabung di kemudian hari.
Sementara itu, analis konsultan politik Eurasi Group mengatakan India khawatir dengan lonjakan impor barang China.
"Terlepas dari konsesi yang signifikan dan tawaran langkah perlindungan dari China, India tetap khawatir dengan kemungkinan lonjakan impor China," jelasnya dikutip dari media yang sama.
Apalagi saat ini ekonomi India tengah melambat, di mana sektor manufaktur tengah tertekan hebar dan pencari kerja meningkat.
Negosiasi RCEP dimulai dari tahun 2013. Penolakan India memang sudah terjadi di awal ide blok dagang ini dibentuk.
RCEP rencananya akan ditandatangani tahun 2020. Peninjauan aspek hukum dan administratif tengah dilakukan negara-negara anggota. cnbcindonesia.com