Kisah mengharukan terjadi dalam unjuk rasa mahasiswa yang menolak sejumlah RUU bermasalah yang diselenggarakan di Gedung DPRD Jawa Timur, Kamis lalu (26/9).
Di tengah aksi, salah satu mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Dr Soetomo (Unitomo), Daming Laisow kehilangan kedua orang tuanya dalam gempa di Maluku magnitudo 6,5.
"Salah satu orator kami, Daming Laisow, mahasiswa Fakultas Hukum semester V saat giliran orasi pada 26 September mendapat kabar ibu sama ayahnya meninggal dalam gempa di Maluku. Ketika mendengar kabar itu Daming hanya berkaca-kaca sambil melanjutkan orasi,” kata Presiden BEM Unitomo, Lucky Daniel kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (1/10).
Setelah berorasi, Daming Laisow yang diketahui menjabat sebagai Menteri Hukum Dan Ham di BEM Unitomo, lantas menulis status di akun Facebooknya.
Saat saya lagi gembira menyampaikan aspirasi lewat panggung demonstrasi untuk menyelamatkan negara kita dari perbuatan diskriminasi terhadap rakyat, di saat itu juga saya kedatangan kabar yang hampir membuat putus asa untuk sampai di sini saja karena kepergian kalian berdua (orang tua).
Menurut Lucky, usai demo Daming sempat putus asa karena tidak punya uang untuk kembali ke kampung halaman di Desa Tengah-tengah, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
"Akhirnya kami menyampaikan kepadanya bahwa teman-teman mahassiwa akan menjamin transportasinya kembali ke Maluku. Besok siangnya saya menghadap ke rektorat dan menyampaikan berita ini dan memohon bantuannya agar Daming Laisow bisa kembali melihat jenazah kedua orang tuanya,” papar Lucky.
Bak gayung bersambut, pihak rektorat akhirnya membantu, sedangkan sejumlah mahasiswa juga melakukan penggalangan dana untuk Daming agar bisa kembali ke Maluku.
Dalam gempa Maluku berkekuatan magnitudo 6,5, sebanyak 31 orang dilaporkan meninggal dunia. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku pada Senin, (30/9) kemarin, jumlah pengungsi di Kota Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat berjumlah 136.030 jiwa, sedangkan korban luka berjumlah 179 jiwa.
BPBD Provinsi Maluku pun menetapkan SK 203/2019 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Provinsi Maluku. Status ini, berlaku dari 26 September hingga 9 Oktober 2019. nusantara.rmol.id
Di tengah aksi, salah satu mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Dr Soetomo (Unitomo), Daming Laisow kehilangan kedua orang tuanya dalam gempa di Maluku magnitudo 6,5.
"Salah satu orator kami, Daming Laisow, mahasiswa Fakultas Hukum semester V saat giliran orasi pada 26 September mendapat kabar ibu sama ayahnya meninggal dalam gempa di Maluku. Ketika mendengar kabar itu Daming hanya berkaca-kaca sambil melanjutkan orasi,” kata Presiden BEM Unitomo, Lucky Daniel kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (1/10).
Setelah berorasi, Daming Laisow yang diketahui menjabat sebagai Menteri Hukum Dan Ham di BEM Unitomo, lantas menulis status di akun Facebooknya.
Saat saya lagi gembira menyampaikan aspirasi lewat panggung demonstrasi untuk menyelamatkan negara kita dari perbuatan diskriminasi terhadap rakyat, di saat itu juga saya kedatangan kabar yang hampir membuat putus asa untuk sampai di sini saja karena kepergian kalian berdua (orang tua).
Menurut Lucky, usai demo Daming sempat putus asa karena tidak punya uang untuk kembali ke kampung halaman di Desa Tengah-tengah, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
"Akhirnya kami menyampaikan kepadanya bahwa teman-teman mahassiwa akan menjamin transportasinya kembali ke Maluku. Besok siangnya saya menghadap ke rektorat dan menyampaikan berita ini dan memohon bantuannya agar Daming Laisow bisa kembali melihat jenazah kedua orang tuanya,” papar Lucky.
Bak gayung bersambut, pihak rektorat akhirnya membantu, sedangkan sejumlah mahasiswa juga melakukan penggalangan dana untuk Daming agar bisa kembali ke Maluku.
Dalam gempa Maluku berkekuatan magnitudo 6,5, sebanyak 31 orang dilaporkan meninggal dunia. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku pada Senin, (30/9) kemarin, jumlah pengungsi di Kota Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat berjumlah 136.030 jiwa, sedangkan korban luka berjumlah 179 jiwa.
BPBD Provinsi Maluku pun menetapkan SK 203/2019 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Provinsi Maluku. Status ini, berlaku dari 26 September hingga 9 Oktober 2019. nusantara.rmol.id